Oleh : drabudik
Tiba di Mekah langsung Menunaikan Umroh
Jemaah umroh tiba di bandara King Abdul Aziz sekitar waktu ashar setempat, kemudian transit disekitar laut merah, dan mulai bergerak ke Mekah sekitar waktu maghrib. Karena ke Mekah dahulu, jemaah umroh sudah mengambil miqot saat masih di dalam pesawat di ketinggian Yalamlam, seperti halnya jemaah haji gelombang 2. Pakaian ihrom sudah dikenakan sejak dari bandara Juanda dan rangkaian ibadah umrohpun telah dimulai sejak diatas pesawat saat melintas diatas Yalamlam. Talbiyah pun selalu berkumandang sejak saat itu dan sudah dalam keadaan ihrom sebagai rukun dari ibadah umroh yang ditunaikan.
Sekitar 2 jam perjalanan menuju Mekah dengan bertalbiyah, akhirnya tiba di hotel selepas isya’, jemaah haji menyesuaikan yang terkait akomodasi di hotel. Setelah urusan hotel selesai, sekitar pukul 23.00 setempat, jemaah berangkat ke masjidil Haram yang berjarak sekitar 200 meter untuk melaksanakan umroh, yang dipandu muthowif.
Diawali dengan sholat wajib yang dilakukan di Masjidil Haram, kemudian thowaf umroh yang dilakukan dengan tenang. Keadaan mathof sangat kondusif, cukup banyak jemaah thowaf, baik thowaf sunat maupun thowaf umroh namun tidak terlalu berjubel. Sehingga para jemaah umroh hampir selalu bisa tetap beriringan dan tidak ada yang ‘terpisah’.
Begitu juga saat putaran thowaf yang ke tujuh usai, sholat di belakang maqom Ibrahim juga tidak terganggu dan bisa dilaksanakan dengan khusu’. Setelah itu berdoa dengan cukup leluasa yang dilanjut ke ‘pojok’ zam zam di tepian Mathof masuk masjid sedikit untuk minum air zam zam.
Jemaah umroh menuju ke shofa untuk melanjutkan sa’i rangkaian dari umroh. Jemaah tiba di ‘bukit’ Shofa berdoa memulai sa’i dengan tenang tidak berdesakan serta khusu’. Begitu juga saat sa’i, kondisi mas’a tampak lebih longgar dibanding dengan mathof. Suasana ‘bukit’ Marwa tidak jauh beda dengan Shofa, semua jamaah bisa berdoa dengan khusu’. Karena kekuatan jamaah berbeda, sehingga kami harus menyesuaikan dengan jamaah yang agak kurang kekuatannya dan baru bisa menyelesaikan 7 putaran dan bertahalul sekitar pukul 01.30 waktu setempat. Sungguh perjuangan yang cukup ‘menguras’ stamina.
Dan pada malam itu juga para jamaah lelaki memangkas rambut hingga bersih dan dilanjutkan kembali ke masjidil Haram hingga waktu subuh. Dan setelah berjamaah subuh di masjidil Haram, barulah bisa beristirahat, setelah dua hari berjuang mulai dari keberangkatan di tanah air hingga pelaksanaan umroh.
Oleh karena itu seperti halnya saat berhaji, para jemaah umroh juga sangat perlu latihan fisik yang sama seperti ketika seseorang akan berhaji. Karena pelaksanaan umroh juga perlu stamina yang prima agar terlaksana dengan sempurna. Dan tentu saja juga harus mencermati kondisi cuaca setempat, musim apa saat akan melaksanakan umroh.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
Pernah terbit 10 Juni 2017
No comments:
Post a Comment