Latest News

Perjalanan Haji Madani 2019 - 8

 


Lelah di Muzdalifah Penuh Hikmah

Oleh : dr achmad budi k


Rombongan Jamaah Haji kita sudah 3 hari berihrom, dan inilah uji kesabaran Haji. Saat ini sudah menempati tenda di Arofah, yang muat menampung 3 rombongan untuk menunggu waktu wuquf. Tenda Arofah ini baru dan bagus, terbuat dari bahan vinyl tahan api seperti tenda di Mina, tetapi bentuknya lain. Karpetnya juga baru, saat survey Armuna beberapa hari yang lalu masih tergulung dan terbungkus, serta dilengkapi dengan 3 AC super blower, sungguh sangat nyaman. Sehingga para jamaah haji bisa lebih fokus beribadah untuk menggapai haji mabrur.


Beberapa jamaah terkadang ingin keluar sebentar, mungkin juga ke toilet atau sekedar melemaskan anggota gerak. Sejak tiba di tenda Arofah, harus menunggu saat wuquf sekitar 3 - 4 jam ke depan. Waktu tunggu itu diisi dengan membaca talbiyah, beberapa saat setiba di Arofah mengatur barang bawaan serta membagikan jatah konsumsi untuk rombongan.




Waktu wuquf tiba. Inilah saat dan tempat yang paling dirindukan oleh semua ummat muslim pada umumnya dan khususnya oleh jamaah haji saat ini disini, yang harus antri bertahun tahun. Jamaah Haji Madani yang terdiri dari 123 peserta, bisa melaksanakan wuquf dalam satu tenda. Khutbah wuquf disampaikan oleh H Ato’illah, sholat dhuhur dan ashar di jamak takdim di qoshor, selebihnya waktu sampai maghrib digunakan untuk dzikir dan berdoa masing masing jamaah haji.




Dalam masa wuquf itu, angin datang cukup kencang disertai hujan. Beberapa jamaah yang tadinya melaksanakan wuquf di luar tenda, sementara masuk. Hujan cukup deras dan inilah salah satu barokah wuquf kita, terasa lebih segar dan sejuk. Menambah semangat ibadah kita agar lebih khusuk.




Selepas Maghrib, jamaah haji telah usai wuquf di Arofah. Ibadah selanjutnya, Mabit di Muzdalifah. Alkhamdulillah hujan sedah reda, namun dampak dari hujan, aliran listrik padam. Tanpa AC mungkin masih bisa dimaklumi.


Masalah baru muncul setelah lepas maghrib, terutama saat jamaah haji harus bersiap diri untuk mobilisasi ke Muzdalifah. Karena beberapa barang jamaah yang diletakkan dibeberapa sudut tenda harus dicari dalam suasana gelap.




Saat melelahkan yang kedua, ketika antri giliran diantar bis ke Muzdalifah. Karena harus antri dan menunggu di dalam ‘krangkeng’. Bis yang tersedia memang dikurangi terkait kepadatan lalu lintas hari H ini. Semua ujian haji adalah sabar. Semua pelaksanaan haji berpotensi untuk mudah berbantahan. Menahan diri atau sabar adalah salah satu kunci kemabrunan.


Bersyukur sekali perjalanan ke Muzdalifah lancar dan bisa menemukan dengan cepat lokasi Maktab 26. Setiba di Muzdalifah sepertinya area hampir penuh, karena semua yang disini seakan bebas memanfaatkannya, minim petugas, sehingga berpotensi untuk berbantah. Muzdalifah sebuah area terbuka beralaskan tanah dan beratap langit. Alkhamdulillah tidak hujan.




Di Muzdalifah jamaah haji melakukan solat maghrib dan isya, dijamak dan diqoshor. Setelah itu mencari kerikil untuk melempar jumroh dan beristirahat. Kami tiba di Muzdalifah sekitar pk 24.00 WAS dan rasanya belum sempat beristirahat, sudah ada info agar bersiap diri untuk mobilisasi ke Mina.


Yang melelahkan ketiga, ketika antri bis, baru dapat bis setelah solat subuh pk 04.26 WAS. Sehingga jamaah haji kurang bisa istirahat, karena tiba di Mina sekitar 05.15 WAS, dalam keadaan lelah. Bahkan banyak jamaah yang pingsan saat antri bis di Muzdalifah, bukan dari Jamaah kita.


Namun semua itu kita mendapat hikmah bisa melaksanakan solat subuh di Muzdalifah sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah. Dan hikmah lain yang sangat mahal adalah terujinya keSabaran kita. Dengan hikmah yang kita petik ini semoga menambah modal kemabruran haji kita.


Semoga kita selalu sehat. (abk)

Pernah terbit 10 Agustus 2019

No comments:

Post a Comment

KBIH Masyarakat Madani Bojonegoro Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.