'Hijrah' ke Madinah
Oleh : dr achmad budi k
Perjalanan ibadah haji sesungguhnya intinya sekitar 6-7 hari saja. Namum karena beberapa hal, antara lain tehnis transportasi, sehingga jamaah haji harus tinggal lebih lama di tanah suci. Dan semua itu ada hikmahnya, dan merupakan harapan hampir semua jamaah haji.
Jamaah haji bisa beribadah lebih lama dan tentu saja Allah menjanjikan, antara lain dilipat gandakan catatan pahalanya.
Salah satu yang bisa dilaksanakan diluar rangkaian ibadah haji, adalah 'hijrah' ke Madinah. Oleh karena itu pemberangkatan jamaah haji ada 2 gelombang, yaitu gelombang pertama yang akan mengunjungi dan beribahdah di Madinah, antara lain ziyaroh ke makam Rasulullah.
Persiapan 'hijrah' sejak enam hari sebelumnya untuk koordinasi baik tehnis maupun ibadah. Yang terkait dengan tehnis, jamaah haji akan menggunakan transportasi bis dengan satu rombongan per bis. Termasuk koper serta tas dimasukkan dalam bagasi bis. Jarak tempuh Mekah Madinah sekitar 400 km dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Setiap rombongan akan singgah di rest area satu kali untuk keperluan isoma atau ke toilet.
Sepanjang perjalanan antara Mekah dan Madinah sebagaian besar terdiri dari hamparan padang pasir serta gunung batu. Jarang sekali ada bangunan atau pepohonan, dan jarang sekali terdapat semak belukar dalam kondisi kering. Namun sekitar satu jam perjalanan sebelum sampai di Madinah, di kanan kiri jalan tol terdapat seperti sungai yang menggenang. Hal itu juga kami temukan di tahun 2017 saat perjalanan umroh, namun tidak pernah kami temukan di tahun tahun sebelumnya.
Selain itu di beberapa ruas jalan, kami lihat juga rel jalan kereta api, yang terkadang terlihat di kanan, dan kian mendekat jalan tol. Kemudian melintas di atasnya, menyeberang dan akhirnya terlihat di sebelah kiri jalan. Namun kita belum melihat atau berpapasan saat kereta api melewatinya. Tetapi informasi dari mukimin, mereka sudah pernah mengendarai kereta ke Madinah.
Kereta api cepat yang dinamakan Haramain Express ini mulai diresmikan pada Oktober tahun 2018 lalu. Proyek Haramain High Speed Railway yang dilakukan oleh Arab Saudi Perancis China dan Spanyol ini, dimulai sejak awal tahun 2009 dengan jalur Mekah Jeddah Rabigh Madinah. Rencana nya akan diresmikan secara bertahap mulai 2012, tetapi karena sesuatu hal, baru bisa digunakan 2014.
Jalur Mekah Madinah yang biasa ditempuh sekitar 6 jam melalui jalan tol, bisa dipangkas menjadi sekitar 2 jam dengan jarak tempuh yang sama, sekitar 450 km. Karena kecepatan kereta cepat Haramain Express bisa mencapai 300 km/jam. Hal ini juga merupakan salah satu 'hijrah' di bidang transportasi.
Kalau kita membuka lembaran 1440 tahun silam, betapa sangat berat perjuangan Rasulullah untuk mempertahankan agama islam, dengan penuh hadangan menuju Yatsrib kota kecil yang sangat menjanjikan, sehingga sekarang berkembang menjadi kota Madinah.
Ramai perkotaan tidak hanya setahun sekali, namun di era milenial ini Masjid Nabawi, sebagai cikal bakal kota Madinah al Munawaroh sekaligus pusat kota. Rasulullah disambut dengan suka cita seperti seseorang yang menyambut kekasihnya datang setelah bertahun tahun berpisah. Kota yang tertata rapi, baik fisik maupun masyarakat civil society atau masyarakat Madani yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saat itu.
Sekitar 12 km sebelum sampai di Madinah, kita akan melewati sebuah masjid di daerah Abyar Ali, sebagai miqot jamaah haji yang berasal dari arah Syam, termasuk jamaah haji Indonesia yang termasuk gelombang 1 atau yang datang ke Madinah dahulu.
Alkhamdulillah hotel yang ditempati jamaah haji Madani 2019 pas di depan atau bersebelahan dengan Masjid Nabawi.
Semoga amal ibadah kita diterima Allah.
Hikmah yang bisa kita petik dari perjalanan 'hijrah' ini adalah :
Perjalanan yang cukup melelahkan. Karena niat yang penuh semangat, semua akan terkalahkan.
Semoga kita selalu sehat
Pernah terbit pada 5 September 2019
No comments:
Post a Comment