Kajian rutin 28 Dzulqo'dah 1443H
*Nurani*
*وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولٗا*
Al-Isra': 17:36
Dan janganlah kamu *mengikuti* sesuatu yang tidak kamu *ketahui*. Karena pendengaran, penglihatan dan *hati nurani*, semua itu akan diminta *pertanggung jawabannya*.
Kata orang bijak :
Kesucian hati *nurani* seseorang sesuai dengan *kadar* kepekaannya terhadap *kehormatan* dirinya.
① Dalam masalah hati *nurani*, pikiran *pertamalah* yang ter- baik. Dalam masalah *kebijaksanaan*, pemikiran *terakhirlah* yang paling baik.
② Sebaiknya kau *jujur-jujur* saja, bicara *apa adanya*, jangan kau mengingkari hati *nurani*.
③ *Pelita* laki² adalah *nurani*. Sedang bagi perempuan, *harapan* adalah bintang-gemintang. Pelita memberi *arah terang* bagi jalan, sedangkan harapan memberi *jalan kese- lamatan*.
④ Kita kadang merasa lebih *benar*, lebih *baik*, lebih *tinggi*, dan lebih *suci* dibanding mereka yang kita *nasehati*. Hanya *mengingatkan* kembali kepada *diri ini* : jika kau merasa *benar*, periksa *nuranimu*.
⑤ Lebih mudah *memperbaiki* hati *nurani* yang buruk dari- pada *mengatasi* reputasi yang *hancur*.
⑥ *Rasulullah ﷺ* bersabda :
*يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ*
Wahai Wabishah, *mintalah* fatwa pada *hatimu* dan mintalah petunjuk dari *jiwamu* (3x), karena *kebaikan* adalah yang membuat *tenang* jiwa dan *hatimu*. Dan *dosa* adalah yang membuat bimbang *hatimu* dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta *fatwa* pada orang² dan mereka *memberimu* fatwa (membenarkan).
(HR. Ahmad, Al Albani menya- takan Hasan lighairihi). (zainuddin as).
Semoga kita selalu diberi petunjuk Allah
Sumber Wag Ust H Zainuddin
No comments:
Post a Comment