Kajian rutin 20 Muharram 1444H
*Cukup, berkecukupan*
*وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَیۡءࣲ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ یُوَفَّ إِلَیۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ*
Al Anfal, 8:60
Apa saja yang kamu *infakkan* di jalan Allah niscaya akan *dibalas* dengan *cukup* kepadamu dan kamu tidak akan *dizalimi* (dirugikan).
Kata orang bijak :
Dalam *kamus* orang² yang sudah memasuki *keheningan*, sekaya apapun anda akan tetap *miskin* tanpa rasa *berkecukupan*.
① Tidak ada *larangan* menjadi kaya, *berkecukupan*, memiliki segala yang kita *butuhkan* dan inginkan.
② *Semiskin* apapun anda, akan tetap *kaya* kalau hidup *berkecukupan*.
③ Ketika kita sukses dan *berkecukupan*, itu tak lepas dari berkat *doa orang tua*.
④ Jika seseorang tetap *membantu* di saat kita jatuh *miskin*, maka dia berhak menerima bagian di saat kita *berkecukupan*.
⑤ Untuk bisa *berbagi* tak perlu menunggu sampai anda *berkecukupan*, berbagilah mulai *sekarang* walaupun hanya sebuah *senyuman*.
⑥ Semakin banyak *keinginan* duniawi semakin mencuri *pikiran, waktu, tenaga* dan *kebahagiaan* kita. Padahal kebahagiaan dan *kecukupan* adalah milik orang yang *bersyukur*.
⑦ *Rasulullah ﷺ* bersabda :
*لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ الْأُكْلَةَ وَالْأُكْلَتَانِ وَلَكِنْ الْمِسْكِينُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِي أَوْ لَا يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا*
Bukanlah disebut *miskin* orang yang bisa *diatasi* dengan *satu* atau *dua suap* makanan. Akan tetapi yang disebut *miskin* adalah orang yang tidak memiliki *kecukupan* namun dia *menahan* diri (malu) atau *orang* yang tidak *me-minta²* secara mendesak. HR Bukhari. (zainuddin as).
Semoga kita selalu diberi petunjuk Allah
Sumber Wag Ust H Zainuddin
No comments:
Post a Comment