Latest News

Kemudahan Paska Sholawat

 


Hikmah Haji 2024-3


Tema haji tahun 1445H atau 2024 ini adalah Haji Ramah Lansia. Pilihan ini terinspirasi karena sejak terjadinya pandemi hingga tahun 2022, calon jamaah haji lansia ditunda keberangkatannya, karena dikhawatirkan kondisi kesehatannya. Sehingga jamaah lansia yang stagnan, bisa agak dipercepat keberangkatannya. 


Sejak haji tahun 2023 lalu, konon sudah diusahakan penambahan kuota haji. Namun karena kebijakan yang terkait dengan itu merupakan hal yang baru dan seakan mendadak, maka wajar saja kalau pelaksanaannya tidak bisa maksimal dan terkesan harus lebih disempurnakan.


Termasuk juga yang terkait penambahan jamaah. Sampai ada kuota cadangan hingga beberapa kali. Dan hal ini sangat mempengaruhi kesiapan jamaah dalam mengikuti manasik serta kesiapan non ibadah yang lain. Kayaknya penambahan kuota yang seharusnya lebih disyukuri, ternyata disisi lain juga menambah deretan permasalahan. 


Pada tahun 2024, dilakukan beberapa penyempurnaan pelaksanaan di lapangan serta penambahan kebijakan yang baru. Sehingga semua stakeholder harus segera menyesuaikan dengan aturan yang baru. Namun sepertinya tidak dibarengi dengan koordinasi dan sosialisasi yang memadai. 


Walau kami termasuk kloter awal, Masjid Nabawi atau Masjidil Harom sudah penuh dengan jamaah haji. Tidak seperti dulu, kalau kloter awal masih bisa merasakan sepinya Mekah dan Madinah. Atau mungkin kuota haji negara lain juga ditambah.




Kebijakan di Masjidil Harom juga berubah. Berbeda dengan sebelum pandemi. Saat ini jamaah yang diijinkan masuk Mathof harus berpakaian ihrom. Dengan kebijakan ini, jamaah yang ingin melakukan thowaf sunnah harus berpakaian ihrom kalau ingin melakukan di Mathof. Hal ini juga merupakan salah satu cara pengaturan mengurangi padatnya jamaah di Mathof.


Cara lain yang sering dilakukan adalah sistem buka tutup di semua pintu masuk. Termasuk saat kami akan melakukan thowaf ifadhoh. Ketika kami akan masuk, jamaah dialihkan ke pintu sebelah. Kami mengira juga akan menuju Mathof. Ternyata dinaikkan ke atas lewat eskalator, dan ke atas lagi, yang akhirnya sampai pada roof top.


Dengan mengawal 5 Hajjah, kami langsung mencari jalan agar bisa turun, paling tidak melakukan di lantai 2. Hari ini Madani melaksanakan thowaf ifadhoh ronde ke 2, bagi jamaah yang memerlukan pendampingan khusus. Sebenarnya 5 Hajjah ini sehat dan bisa melakukan sendiri. Namun karena pasangannya perlu bantuan, sehingga harus menunda dan tidak bisa mengikuti thowaf ifadhoh yang ronde pertama.




Setelah sampai pada lantai 2, ternyata padat jamaah pula. Para Hajjah kami pinggirkan untuk menunggu sebentar. Kami akan melihat apakah pintu utama sudah di buka atau belum. Ternyata pintu utama dibuka, dan kami langsung lari menuju para Hajjah, untuk segera mengajak ke pintu utama.


Pada saat itu tiba tiba 2 meter didepan kami, jamaah yang berbadan besar agak tua jatuh dan menimpa kami, sehingga kami ikut terjatuh. Elevasi atau kemiringan jalan di area itu memang kurang aman bagi jamaah besar yang bertongkat. Alhamdulillah kami tidak mengapa, hanya kaki kiri yang terbentur lantai cukup keras.


Dengan segera 5 Hajjah kami ajak agar mengikuti kami menuju pintu 1 sekitar 200 meter. Dan sesampainya disana, pas pintu ditutup lagi. Kami memutuskan untuk menunggu saja. Salah seorang Hajjah terus membaca sholawat dan berdoa agar pintu segera dibuka lagi.




Alhamdulillah kurang dari setengah jam gerbang pintu di buka lagi. Dari tadi saya selalu sholawat dan istighfar agar segera diizinkan masuk, ujar Hajjah itu. Kami memang sabar menunggu di posisi depan, dan di belakang kami banyak jamaah, namun cukup tertib. Dengan di kawal lebih dari 5 Askar yang sedari tadi selalu menganjurkan seakan ‘mengusir’ agar lewat pintu lain, kali ini para Askar membuat barikade mengawal kami sambil berjalan menuju pintu utama, King Abdul Aziz.


Alkhamdulillah kami sangat lega bisa masuk pintu utama Masjidil Harom, apalagi dengan kawalan khusus. Kami berenam bersyukur dan berdoa, dan bisa berjalan dengan lebih tenang menuju Mathof. Dan kami minum air zamzam terlebih dahulu sebelum memulai thowaf ifadhoh. 


Itulah hikmah dari kekuatan doa yang disertai dengan kesabaran dan usaha yang tidak mudah. Usaha yang tidak sedikit rintangan, dengan permasalahan yang selalu menghadang. Disaat seperti itu perlu mencari solusi dengan segera dari beberapa alternatif, serta memilih keputusan yang tepat. 




Upaya untuk melakukan thowaf ifadhoh di Mathof menjadi prioritas. Karena 5 Hajjah merupakan lansia yang harus bergerak pelan dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Kalau thowaf dilakukan di lantai 2 atau 3, jarak tempuh bisa 3 atau 4 kali lipat, dan nantinya harus melakukan sa’i. 


Melakukan ibadah di pelataran Ka'bah, rasanya lebih ‘ngayemke ati’. Dan yang lebih penting adalah lebih khusu'. Sehingga para jamaah semuanya akan mengutamakan untuk menunaikan diarea sekitar Ka'bah. 


Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

KBIH Masyarakat Madani Bojonegoro Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.