Latest News

Liputan Haji Madani Bjn 2017 19



Oleh : Hj Khusnatul Mawaddah

Mata ini sembab oleh air mata, betapa beratnya dosa ini ya Allah, saat waktu panggilan sholat masih menunda sampai saatnya waktu sholat berikutnya, seringkali urusan dunia menjadi penghalang menghadapMu, masih beratnya menjalankan amanah yang benar karena ego. Oh banyak sekali dosa ini, masih belum bisa menjadi ibu yang bisa dicontoh anak-anak, belum mampu menjadi istri yang baik, seringnya membantah kata-kata orang tua, semua dosa terlihat jelas, ampuni ya Allah.

Selesai thowaf dengan segala tenaga terengah-engah baju basah oleh keringat, berdesakan didepan Ka’bah, terkadang ada kekesalan sambil memohon ampun, betapa diri ini sangat sangat lemah tanpa kekuatan Allah. Didesak disodok oleh sesama muslim karena saking pinginnya dekat dengan Ka’bah, seperti tak terasa lagi, yang ada tetap bertahan, memohon kekuatan, belum lagi jika malaikat maut mencabik cabik tubuh kita karena saking banyaknya dosa. Astaghfirullah al Adhim, berulang kali bibir ini menyebut AsmaMu sembari memohon diampuni dosa-dosa ini.

Tempaan haji dengan mengelola waktu didasari kesadaran diri bahwa sekaranglah waktunya kita dekat bahkan sangat dekat dengan Allah. Dan Allah tahu apa yang ada didalam hati hambanya, keluh kesahnya, kegundahannya dan rangkaian wujud syukur hambanya.

Sangat banyak waktu luang untuk mendekatkan diri dengan Allah. Kita tak tahu kapan Allah memanggil kita, kesadaran diri bahwa kita milikNya dan seluruh apa yang kita miliki yang berhak mengambil hanya Allah. Masih adakah kecongkakan kita dengan apa yang kita miliki? Harta benda, keluarga, jabatan dan semua yang kita tinggalkan? Di Masjidil Harom hanya satu tujuan menuju Allah, mengikuti perintahNya, mengambil pelajaran dari seluruh rangkaian haji.

Bahkan dibalik Masjidil Harom yang megah, dindingnya, hiasan lampunya, pintunya , kubah dan seluruh isi Masjidil Harom menjadi saksi keyakinan dan keihlasan kita menjalani ibadah Haji. Saat kita diperjalanan, ada gunung, pohon dan hewan juga menjadi saksi saat kita menghadap Allah nanti, semua berdzikir menyebut Asma Allah. Akankah kita sedetikpun melupakan kekuasaanNya? Sungguh Allah memerintah kita mengingat disaat duduk, berdiri, berbaring, berjalan, terus menyebut namaNya. Sampai bibir kita tidak lagi mampu menyebutNya.

Semua yang pernah kita lakukan semasa berhubungan dengan sesama manusia, tercatat rapi di Lauhulmahfudz. Mengharap catatan yang baik-baik yang menjadi penolong kita, dan selalu berharap seluruh dosa selama berhubungan dengan sesama manusia diampuni dan kelalaian kita menyepelekan perintah Allah dihapus dalam catatan keburukan kita. Saat Thowaf berkeliling sembari menyebut nama Allah, memohon ampun dan mengakui kebesaran Allah semata-mata karena perintahNya yang tidak bisa dibantah. Itulah bukti bahwa Allah maha kuasa atas hambanya.

Semoga kita selalu sehat.


Pernah terbit 24 Agustus 2017

No comments:

Post a Comment

KBIH Masyarakat Madani Bojonegoro Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.