'Mencicipi' Taman Surga Di Madinah
Oleh : drabudikMadinah al Munawwaroh sebuah kota yang di bangun Rasulullah yang tumbuh sangat akomodativ dan penuh toleransi sejak awal, serta sebuah negeri yang saling menghormati antara penduduk ‘asli’ dengan pendatang. Bahkan mereka saling membatu dan saling isi dalam kehidupan bermasyarakat dengan mengedepankan kepentingan umum. Semua hal itu bisa terbaca dalam praktek kehidupan sosial mereka sampai saat ini.
Alkhamdulillah kami mendapat hotel di dalam ring 1 dengan jarak sekitar 300 meter dari masjid Nabawi dengan fasilitas bintang 5 yang cukup nyaman. Namun ternyata para jemaah justru lebih memprioritaskan untuk menghabiskan waktunya di masjid Nabawi yang nilai ibadahnya 1000 kali lebih banyak dibanding masjid lain.
Kegiatan rutin beribadah di masjid Nabawi terfokuskan dengan penuh semangat. Sehingga beberapa jemaah agak kurang memperhatikan kesehatannya. Kurang terfikirkan kalau kondisi cuaca di Madinah ‘kurang bersahabat’ di bandingkan di Mekah, yang masih full energy. Bagaimanapun juga stamina para jamaah sudah mulai berkurang, sehingga beberapa mulai ada yang terserang flu. Namun hal itu tidak mengendorkan sedikitpun semangat beribadah ke masjid Nabawi.
Sejak sebelum subuh para jemaah sudah mulai ‘berlomba’ untuk datang lebih awal ke masjid Nabawi. Setelah subuh beberapa ibu ibu sudah mulai antri ke Roudloh, ziaroh ke makam Rasulullah serta ke makam Baqi’. Begitupun para ibu, hampir semua mengutamakan ke Roudloh dahulu daripada menikmati sarapan di hotel, sehingga beberapa ibu ‘tertinggal’ tidak bisa ikut sarapan. Padahal saat ‘berebut’ ke Roudloh seseorang memerlukan energy yang cukup baik. Ramainya Roudloh tidak ada beda atau sama seperti saat musim haji.
Udara di Madinah sangat kering bahkan kelembabannya hanya sekitar 15%. Hal ini sangat tidak terbiasa bagi jemaah umroh asal Indonesia. Di negeri kita kelembaban udara diatas 60% sehingga kita tidak terbiasa dengan kekeringan, yang bisa mempengaruhi atau mengganggu system pernafasan kita menjadi terserang flu atau radang tenggorokan. Hal ini sebenarnya bisa kita eliminasi dengan memakai masker setiap kali kita berada atau kontak dengan udara bebas, serta minum air zam zam segelas setiap jam.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
Pernah terbit 22 Juli 2017
No comments:
Post a Comment