Thoif
Oleh : dr achmad budi k
Salah satu kota impian di Arab Saudi adalah Thoif, yang terletak di propinsi Mekah. Kota yang sejuk dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, memiliki sensasi tersendiri di semenanjung Hijaz yang pada umumnya 'tandus' dan berhawa panas menyengat. Kota yang terletak di pegunungan Sarawat berjarak 70 km dari kota Mekah, saat ini menjadi kota wisata yang menarik serta banyak dikunjungi masyarakat sekitar. Tempat hiburan dan permainan anak-anak, banyak kita dapati di kanan kiri jalan utama.
Thoif juga penyumbang Oksigen yang cukup besar untuk udara sekitarnya, termasuk Mekah. Pemandangan hijau seperti halnya negeri tercinta ini, tampak di sepanjang jalan, sejak keluar dari kota Mekah. Sayur mayur tumbuh subur, bagai kota Batu atau Sarangan dan serupa itu. Begitu juga buah buahan, banyak terpajang di beberapa lokasi sekitar kota. Thoif juga merupakan pusat area agrikultur, dan dikenal sebagai penghasil Anggur, madu, bunga mawar dan masih banyak lagi.
Di zaman Rasulullah, Thoif mempunyai sejarah kelam saat beliau mencoba hijrah atau dakwah ke kota itu. Namun itulah uji kesabaran Rasulullah dalam niat baik silaturrakhim dan berdakwah secara damai. Ternyata sesampai di Thoif harus menghadapi orang yang memusuhi, selain mengusir juga melempari dengan batu hingga mengenai Rasulullah dan terluka.
Dalam kondisi seperti itu, datanglah Addas yang antara lain berdialog, dan setelah itu menyatakan masuk Islam. Di tempat istirahat itulah didirikan sebuah masjid yang diberi nama masjid Al Ku'. Masjid ini terletak di kaki bukit batu, di tepi jalan yang dilalui kendaraan ke pusat kota.
Dalam kondisi seperti itu pula saat perjalanan pulang ke Mekah, Malaikat Jibril siap untuk 'membalas' penduduk Thoif kalau memang dikehendaki. Namun Rasulullah tidak menghendaki, serta tetap memperlakukan dengan baik pihak yang memusuhi, walau sudah mendapat kesempatan atau 'tawaran' untuk bisa menghancurkan kota itu.
Sejak melaksanakan beberapa haji sebelumnya, kami sudah ingin ziyaroh ke Thoif. Tetapi baru bisa terlaksana pada musim haji 1440H atau tahun 2019. Kami mengenal dan tertarik dengan keindahan kota sejuk itu, setelah membaca buku yang kami beli di toko buku dekat Masjidil Haram pada tahun 2000. Sehingga rasa penasaran ziyaroh ke Thoif selalu muncul pada tahun-tahun berikutnya.
Beberapa jamaah haji berinisiatif dan sepakat menyewa sebuah bis secara patungan. Kami menghubungi mukimin yang tinggal di Hujun dekat Ma'la sebagai kontak kami di Mekah. Dan disiapkan 1 bis untuk menuju Thoif.
Sepanjang perjalanan, yang sebelumnya hanya hamparan padang pasir, kali berubah menjadi lahan yang semakin subur dan semakin subur. Bukan padi yang ditanam, melainkan sayur mayur. Tampak dari kejauhan, rumah pondokan pengelola kebun.
Sesampai di Thoif, rasanya seakan kita berada di negeri sendiri. Antara bangunan dan pepohonan seimbang. Dan udara sekitar terasa sejuk, karena memang diatas ketinggian lebih dari 1500 dari permukaan laut.
Jamaah haji mengunjungi masjid Abdullah bin Abbas yang terletak di tengah kota yang bersebelahan dengan makam sepupu Rasulullah. Jamaah haji melakukan sholat Sunnah. Masjid nya cukup besar bersih serta sejuk. Diluarnya pedagang kurma serta berbagai buah buahan.
Kemudian menuju pasar buah, yang sebelumnya makan siang sesuai paket dari ziyaroh itu. Di samping pasar buah terdapat musolla yang terbuat dari kontainer, dan kami melaksanakan sholat bergantian di situ. Sekali lagi, pemandangan hijau layaknya di tanah air, kami dapatkan di Thoif ini.
Yang terakhir, jamaah haji mengunjungi industri parfum bunga mawar. Di luar perkiraan kita, di negeri 'tandus' padang pasir ini bisa kita temui industri parfum yang dikenal sampai mancanegara dengan bahan baku dari perkebunan sekitarnya. Itulah kebesaran Allah.
Di kanan kiri jalan yang kami lalui, banyak taman bermain dengan berbagai permainan layaknya di taman mini atau Ancol. Kota wisata ini berhawa sangat sejuk yang banyak mengundang wisatawan di musim panas.
Alkhamdulillah, negeri yang sudah lama diimpikan hari ini bisa kami nikmati. Dan ternyata benar apa yang tertulis di buku yang kami dapatkan itu. Sebuah kota bersejarah, walaupun perjuangan kelam Rasulullah, namun penuh hikmah. Setidaknya kita bisa mengikuti terkait kesabaran Rasulullah serta kebaikan dan kasih sayang Rasulullah pada yang memusuhi sekalipun.
Semoga kemabruran haji kita selalu terjaga
Semoga kita selalu sehat (abk)
Pernah terbit 26 Agustus 2019
No comments:
Post a Comment