Kajian rutin 22 Muharram 1444H
*Kepalsuan*
*فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئۡتُم بِهِ ٱلسِّحۡرُۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبۡطِلُهُۥٓ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ*
Yunus: 10:81
Setelah mereka *melemparkan*, Musa berkata, “Apa yang kamu lakukan itu, *itulah sihir*, sesungguhnya Allah akan menampakkan *kepalsuan* sihir itu. Sungguh, *Allah* tidak akan membiarkan terus *berlangsungnya* pekerjaan orang yang berbuat *kerusakan*.
Kata orang bijak :
Sudah *saatnya* berani muncul *melawan* arus, mendobrak *kepalsuan* yang terlanjur serius.
① *Kebenaran* dapat diregangkan, tetapi tidak dapat *dipatahkan*, dan selalu berada di atas *kepalsuan*, seperti halnya *minyak* di atas air.
② Seorang *pembohong* memulai dengan membuat *kebohongan* tampak *seperti* kebenaran, dan berakhir dengan membuat *kebenaran* itu tampak sebagai *kepalsuan*.
③ Gagasan bahwa *kebenaran* selalu menang atas *penganiayaan* adalah salah satu *kepalsuan* yang menyenangkan, yang *dibantah* oleh sebagian besar *pengalaman* rekayasa oleh pejabat.
④ Hanya jika seseorang sungguh² *benar*, maka akan ada *kemurnian* dan kebebasan. *Kepalsuan* selalu menghukum *dirinya* sendiri.
⑤ Karakter dalam *percakapan* yang biasanya dianggap *menyenangkan*, seringkali terdiri dari kesopanan dan *kepalsuan*.
⑥ *Percakapan* harus menyenangkan tanpa *sifat kasar*, cerdas tanpa *pilih kasih* , bebas tanpa *ketidak senonohan*, dipelajari tanpa *kesombongan*, fakta tanpa *kepalsuan*.
⑦ *Rasulullah ﷺ* bersabda :
*الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ*
Seorang yang menampakkan *kepuasan* dengan sesuatu yang tidak *diberikan* kepada- nya adalah seperti halnya seorang yang memakai pakaian *kepalsuan*. HR Bukhari. (zainuddin as).
Semoga kita selalu diberi petunjuk Allah
Sumber Wag Ust H Zainuddin
No comments:
Post a Comment