Latest News

Terselamatkan Air Zamzam 2

 


Hikmah Haji 2024-2


Kami telpon beberapa jamaah diantara mereka. Semuanya tidak nyambung. Kami berjalan ke arah lampu hijau, dan alkhamdulillah kami temukan mereka. Mereka sedang ditemani 2 jamaah lain, yang ternyata dokter spesialis obsgyn yang meluangkan waktunya dan kepeduliannya pada jamaah yang lemah.


Kami kenalan dan diskusi sebentar sebelum beliau ini meninggalkan karena keperluan lain. Dikhawatirkan kelelahan dan kadar gula drop, karena memang menyandang diabetes. Dokter itu sudah memintakan bantuan tim medis Masjidil Harom. Dan kami pun memikirkan, bagaimana cara evakuasi dari lantai 3 Masjidil Harom ke hotel. Malah sebelumnya, dokter itu menyarankan agar segera dibawa ke RS. Tapi siapa membantu dan siapa yang peduli.


Kurang dari 30 menit seorang petugas kesehatan berbahasa arab datang untuk cek gula darah. Dan hasil tes gula 203, berarti bukan hipoglikemia. 



Kondisi udara disekitar itu pengap dan panas. Pantas saja kurang atau tidak ada perbaikan pada jamaah yang pingsan disini. Seharusnya perlu udara yang fresh dan kaya oksigen. Komen dari petugas kesehatan tersebut, hot.


Kami amati, tidak terlihat minuman atau makanan apapun disekitar para jamaah ini. Saat pertama menjumpai mereka tadi, perut ini sudah mulai berontak. Sebenarnya wajar, karena saat itu sudah hampir jam 22.00.


Kami segera melangkah untuk mencari air zamzam yang jaraknya sekitar 25 meter. Setelah mendapatkannya, kami sarankan langsung dibasuhkan pada muka dan kepala yang pingsan. Dan sebelumnya membaca doa minum air zamzam, yang didahului membaca QS As-Syu'ara 26:79-80.




SubkhanaAllah, respon positif jamaah seakan tergugah. Padahal tadi sebelumnya ditekan dadanya sebagai tes kesadaran, tidak ada respon. Kami ambilkan lagi air zamzam untuk diulang, serta semua jamaah juga melakukan seperti itu. Setelah semakin siuman, langkah berikutnya, air zamzam untuk diminum semuanya, tentunya dengan doa yang khusyuk. 


Disinilah dengan izin Allah, mujarabnya air Zamzam. Kami berdoa minum air zamzam, dengan diusap ke muka dan kepala, kemudian setelah sadar, diminumkan. Alkhamdulillah 7 jamaah yang sebelumnya terkulai, saat ini lebih tergugah. 


Kami sebelumnya berpikir keras, dan sudah telpon minta bantuan petugas kloter. Tetapi memang suatu masalah yang sulit. Bagaimana atau dengan cara apa evakuasi serta mobilisasi minimal 2 dari 7 jamaah yang benar-benar tidak respon. Yang kesemuanya berada di lantai 3 Masjidil Harom yang sedang pada peak season. Sedangkan jamaah normal saja tidak mudah untuk bisa menerobos kesana. Apalagi yang harus dipandu khusus. 


Alkhamdulillah, semuanya terselesaikan dengan mendapat petunjuk dan solusi  dari Allah lewat air zamzam.


Sekitar 30 menit berlalu, dengan kesadaran semakin membaik. Kami ajak diskusi yang terkait menunda thowaf ifadhoh, karena situasi dan kondisi tidak mendukung dan sudah menjelang tengah malam pula. Semula, yang tadinya pingsan itu masih menginginkan bisa melaksanakan saat itu juga. Namun setelah kami berikan sedikit pencerahan dan realita yang ada, akhirnya bisa menerima. 


Semuanya kami ajak mulai melangkah untuk pulang. Ini pun belum ada gambaran yang pasti, bagaimana cara mengawal 7 jamaah yang semuanya dalam kondisi lemah. Sedangkan pada hari tasyrik kendaraan dan lalu lintas serba terbatas. Kami hanya bisa berdoa, semoga mendapat petunjuk dan solusi terbaik dari Allah. 


Saat sudah jam 23.30an. Kami turun ke lantai dasar dengan antri eskalator yang penuh sesak. Dan kami pesankan agar hati hati melangkahnya serta menginjak tangganya.



Sesampai di lantai dasar dan keluar, minta istirahat dulu. Setelah beberapa saat lanjut melangkah gontai dengan pelan. Dua jamaah ingin ke toilet saat melewati WC 3, dan jamaah juga harus antri. Dan karena sesuatu hal, Askar turun mengaturnya, sehingga harus menunggu agak lama. Di dalam kecemasan yang tidak menentu, ternyata jamaah tadi harus keluar pintu lain yang berlawanan lokasi.


Langkah perlahan yang agak tertatih, bisa mencapai area terminal yang jarak tempuhnya sekitar 300 meter, dengan membelah keramaian jamaah lain yang masih berlalu lalang.


Tidak ada bis sholawat di hari tasyrik. Yang ada taksi dengan penawaran semaunya. Benar saja, taksi pertama minta tarif 1500, seribu lima ratus riyal untuk ke hotel yang jaraknya sekitar 3 km. Sungguh keterlaluan pemilik mobil ini, dengan memasang harga tawaran yang fantastis. Apakah dia tidak melihat jamaah lansia yang sedang kelelahan.


Dalam hati ini menangis, namun kami harus tetap terlihat tegar dihadapan 7 jamaah lansia. Karena sudah jam 24 tengah malam dan belum makan. Sedangkan kami masih harus mengurus 3 jamaah yang masih menunggu depan WC 6 serta harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk sampai ke hotel. Sedangkan jarak dari terminal ke WC 6 sekitar 500 meter. 




Setelah beberapa kali menawar taksi, akhirnya mendapatkan taksi yang sedang menurunkan jamaah negeri ini dengan beberapa kursi roda. Setelah tawar menawar serta nego, alkhamdulillah bisa mendapat tarif 30 riyal per jamaah. 


Dengan berdoa keras, dan driver terbaca sebagai orang baik, kami tumpangkan 7 jamaah yang masih lemah ini dengan pasrah pada Allah sepenuhnya. Kami yakinkan tidak salah hotel dengan kartu hotel sebagai identitas yang dikalungkan.


Semula kami akan tetap mengawal 7 jamaah lansia yang masih lemas. Tetapi kami kan harus menjemput 2 lansia lain yang menunggu sejak 3 jam yang lalu.


Dengan melangkah dan harus tetap bersemangat, mirinda rasa jeruk membasahi kerongkongan ini. Sambil menengadah ke arah zamzam tower, ternyata sudah lewat tengah malam, ya Allah. 



Kami masih harus berjalan ke hotel, dan di jalur ini tidak ada taksi. Dengan melewati Misfalah lama yang cukup ramai walau sudah hampir jam 1 dini hari. Langkah kami ditemani banyak jamaah lain dari India dan asal Afrika. 


Ya Allah, melalui air zamzamMu kami bisa mengevakuasi dan mobilisasi 7 jamaah yang pingsan dan lemas. Yang ketika itu tidak terpikirkan sama sekali dengan kendaraan apa, dengan alat apa serta dengan bantuan siapa saja. Dan pemikiran semua itu sirna. Karena atas petunjuk Mu, kami bisa mengawal 7 jamaah lemas dan yang seorang pingsan.


Semoga kita selalu sehat. (ABK)

No comments:

Post a Comment

KBIH Masyarakat Madani Bojonegoro Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.